Sabtu, 27 Oktober 2012

Indonesia Ikuti Piala Dunia

Akhirnya Indonesia bisa juga mengikuti gelaran piala dunia, bahkan menduduki peringkat ke-4 di akhir kompetisi. Waaahh..  Tapi, jangan bayangkan piala dunia yang satu ini sama dengan piala dunia di Afrika Selatan tahun 2010 lalu ya. Meski bukanlah piala dunia yang diimpi-impikan pecinta sepak bola Indonesia, tapi setidaknya Homeless World Cup 2012 ini sedikit membawa harum nama Indonesia. Homeless World Cup merupakan turnamen sepak bola bagi warga yang memiliki keterbatasan ekonomi, ODHA dan juga mantan pecandu. Saat ini, Homeless World Cup beranggotakan 73 negara dan salah satunya Indonesia.

Feby Arhemsyah, manajer tim untuk Homeless World Cup 2012, mengatakan kebanggaannya setelah mengemban tanggung jawab masyarakat yang memberikan dukungan kepada tim lewat program satu koinnya yang akhirnya memberangkatkan mereka untuk mengikuti pertandingan tersebut.
“Dengan ada dan tidak adanya bantuan pemerintah, lakukanlah yang terbaik, dengan segala keterbatasan yang ada jangan sampai menghentikan permainan sepak bola yang kita cintai, sehingga ada tranformasi perubahan,” katanya, Kamis (18/10).

Untuk memilih skuad Timnas Indonesia, Rumah Cemara sebagai Oficial National Organizer Homeless World Cup 2012, terlebih dahulu menyeleksi tim melalui kompetisi liga perubahan (League of Change) yang digelar Februari lalu di Bandung.
Dari kompetisi tersebut dipilih 8 orang pemain dengan latar belakang HIV Positif, mantan pecandu, dan perwakilan dari Masyarakat Miskin Kota.
Skuad tim Street Soccer Nasional Indonesia terdiri dari Febby Arhemsyah sebagai Manager, Doni Arisetyawan sebagai pelatih, dan beberapa pemain seperti Adik Mardiana (Jatim), Suherman (Jabar), Arief Priadi (Jabar), Mozes Manuhutu (DKI), Anton Sugiri (DKI), Farid Satria (Sulawesi Selatan), dan M. Iqbal (Sumatera Utara).

Indonesia mencatat prestasi dengan menempati posisi keempat pada turnamen yang digelar di Lapangan 1 Plaza de la Constitucion Zocala, Kota Meksiko tersebut. Senin (15/10) dini hari.

Pada perebutan tempat ketiga dan keempat, Indonesia menyerah kepada Brasil dengan skor 2-6. Meski menempati peringkat keempat, tim Indonesia memperoleh gelar bergengsi dengan menyabet penghargaan pelatih terbaik. Sementara yang menjadi juara adalah Chile setelah menalukan tuan rumah Meksiko dengan skor 5-8.

"Saya kira, kemenangan terbesar dari tim ini adalah perubahan yang terjadi pada diri para peserta, sesuai dengan tujuan diadakannya Homeless World Cup. Jika melihat kemampuan peserta negala lain, saya kira kita bisa memperoleh prestasi lebih baik," kata Febby.

Nama besar Brasil menjadi sebuah tekanan tersendiri bagi pemain. Padahal, lanjut Febby, jika melihat keterampilan mereka, pemain lapis utama kita nggak kalah bagus.

"Saya melihat puncak semangat pemain adalah saat menghadapi Lithuania. Memasuki semi final menghadapi Meksiko yang memiliki keterampilan tinggi dan perebutan tempat ketiga melawan Brasil, pemain mulai terlihat kelelahan," tambahnya.

Meskipun begitu, Indonesia telah membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bukan lawan yang mudah dikalahkan. Perjalanan Indonesia hingga empat besar hanya mengalami tiga kekalahan dari empat putaran. Indonesia menjadi satu-satunya wakil Asia yang menembus dominasi Amerika Latin.

Penghargaan pelatih terbaik yang disabet Doni Arisetyawan (36) menjadi bukti bahwa tim Indonesia di ajang ini cukup diakui. Pada ajang Homeless World Cup 2011, Indonesia pertama kali tampil menempati urutan keenam dan menyabet penghargaan pemain terbaik melalui Ginan Koesmayadi.




Baca Artikel Seputar Bola lainya : 

3 komentar:

  1. Kapan ya Indonesia bisa ikut piala dunia yang sesungguhnya?

    BalasHapus
  2. mungkin di lain kesempatan Indonesia bisa lebih beruntung lagi bro...

    BalasHapus