Jejak Samparan adalah sebuah komunitas pecinta
alam yang beranggotakan sekelompok remaja yang terdiri dari 9 orang. Mereka adalah:
|
Ageng Cipta Peduli |
|
Astiawan Handi Pradana |
|
Alfian Noor Izzat |
|
Setiyawan Adi Pratama |
|
Asriawan Pasca Ramadan |
|
Semuel Haryanto |
|
Lukman Adi Nugroho |
|
Aziz Nurudin |
|
Chiga Kristia Firzaka |
Nama Jejak Samparan diambil dari kata ”jejak”
dan “samparan” yang berarti “jejak kaki”. Nama ini dipilih karena setiap
petualangan yang akan mereka hadapi, mereka berharap akan meninggalkan
jejak-jejak penuh makna yang bermanfaat bagi apapun yang mereka pijaki.
|
Logo Jejak Samparan |
Komunitas ini dibentuk pada Hari Kamis tanggal
5 Mei 2011 bersamaan dengan ekspedisi pertama mereka. Misi pertama dari Tim
Jejak Samparan ini adalah mencapai Curug Cipendok. Eeitss jangan remehkan dulu
ya?? Rute yang mereka lewati tidak seperti biasanya loh.. Mereka harus melewati
medan yang cukup berat, mereka tidak melewati jalanan aspal yang biasa dilewati
oleh umum melainkan mereka harus menerobos hutan, mendaki bukit, menyeberang
sungai dan menembus semak. waah... pokoknya serba extrem deh! Seperti apa serunya??
Yuk kita simak baik-baik kisah mereka..
|
Jalanan desa dan persawahan telah Jejak Samparan lalui |
Kamis pagi pukul 8
tepat kami sudah berkumpul di base camp yang tidak lain adalah rumah dari
Setiyawan Adi Pratama di Desa Karang Tengah, Cilongok. Berbagai perlengkapan
kami cek kembali, tak lupa kami berdoa agar selamat dalam ekspedisi ini.
Setelah semua perlengkapan siap, petualangan kami pun dimulai. Sepanjang
perjalanan kami lewati dengan penuh canda tawa sembari sesekali mengabadikan
suasana lewat foto dan video. Gerimis kecil menghiasi awal perjalanan kami.
Tetesan air tak memadamkan semangat para jejak samparan. Jalan desa, pemukiman
penduduk dan persawahan telah kami lewati, tibalah menginjakan kaki di hutan.
Kami akan berhenti sendiri setelah bibir membiru dan jemari tak terasa karena
kedinginan. Yaah benar, hujan lebat mengguyur saat kaki Jejak Samparan mulai
memasuki hutan. Seluruh dunia tak bisa mencegah kami. Para Jejak Samparan pun
merapatkan barisan agar tidak terpencar karena kabut menyelimuti dan
menghalangi pandangan. Kami berlari, melompat, mendaki, saling menolong, rasa
kebersamaan benar-benar terasa sangat kental..
Hari itu
benar-benar full of hujan. Udara yang sejuk, brrr... suhu yang dingin, aroma
tanah terkena hujan, pemandangan yang luar biasa indah, Adi si kameramen kocak,
ceramah Bung Sem, polah lucu Aziz, gaya bicara Fian yang fantastis, Awang yang
sedang puasa, Chiga yang kalem, Ageng dengan goloknya, sepatu dragonflynya
Handi, tas Lukman yang super berat semuanya bagaikan elemen yang memancar
menggubah sunyi. Hahaha... sungguh indah benar.
|
Udara dingin dan kabut tebal saat di dalam hutan |
Tiga pucak bukit
berhasil kami pijaki. Di saat kami merasa beku karena pakaian yang melekat
basah, kami melihat asap mengepul dari gubuk jauh di depan. Waaaahhh
laarrriiii... :D Kami bersyukur ternyata ada seorang kakek yang sedang membakar
kayu. Kami singgah dan berkenalan dengan kakek tadi. Namanya Mbah Samsari, yaa
kami menyebut beliau mbah. Hwaaaahh hangaatt lho duduk di dekat api unggun
buatan mbah, kami mengeringkan baju juga di sana, berfoto, bervideo, berpose
dengan mbah hahaha... dan... yang paling enak, makan budin bakaaarrr!!! Hmmmm
lezatnya hihihi. Si mbah ngijinin kami membakar budin dari kebunya. Ehh budin
itu ketela pohon yah friends, kalo nggatau payah dah, jawahanya kalo udah
dibakar namanya balok.Wkwkwk... Kita harus bangga menggunakan bahasa daerah
juga yah. Mbah nunjukin jalan untuk menuju Curug Cipendok, kata si mbah
curugnya udah deket. Nanti kalo ada pertigaan ambil sebelah kiri, gitu
bilangnya. Setelah hujan mulai reda kami berpamitan dengan mbah dan memberi
sebagian bekal kami sebagai ucapan terimakasih. Mbaaahh Samsari kami sangat
berterimakasih sama mbaaahh.. Mbah semoga sehat selalu amiin..
|
Mbah Samsari |
Yuuuhuuu... Begitu
kami selesai menuruni bukit yang ketiga, gemercik air sudah terngiang di kepala
kami. Hmmm rupanya kami belum sampai di lokasi. Itu cuma sungai, tapi airnya
sangat deras, jumlahnya ada tiga dan berjejer. Ada jembatanya pula. Untuk
mencapai curug kami harus menyebranginya . Brrrr ngeriii.. Jembatanya terbuat
dari bambu dan udah rapuh. Tapi jejak samparan kudu berani hadapi hal beginian.
Yaaahh berhasil.. Kami sudah nyampe di sebrang.
Huuaaaahh...
Tinggal ratusan anak tangga lagi nih yang harus jejak samparan lewatin. Capee,
pegeell, lapeerr, senang.. pokoknya campur jadi satu. 5 jam sudah kami
berjalan. Daaann.. akhirnya kami sampai juga di Curug Cipendok!!! Kami langsung
berganti baju dan foto dahulu hehehe selain tangguh, Jejak Samparan narsis juga
ternyata. hahahai.. Itu karena kami sadar ini akan menjadi sebuah kenangan
manis yang tak terlupakan.ckckck
Barang bawaan kami
taruh di warung dekat curug. Kata pemilik warung kami harus hati-hati karena
habis hujan dan airnya deras. Okkeee let’s go!! Cebuurrr.. :D
Setelah puas
bermain air kami putuskan untuk makan.hahaha.. hmm kecuali Awang nih, dia hebat
banget. Lagi puasa dan nggak ngebatalin puasanya! ckckck..
Oaarrrgghh
kenyangnya.. kami pulang deh. Sepanjang perjalanan pulang kami bernyanyi,
bervideo dan berfoto pula.. :D
Semuanya terasa
indah, ekspedisi ini telah berhasil dilakukan oleh tim Jejak Samparan!! Hahaha
senang rasanya.. Kami takkan melupakan memori indah ini, masa terakhir kami di SMP
Negeri 1 Ajibarang. Ya, kami semua alumnus SMP Negeri 1 Ajibarang, dan
ekspedisi pertama ini dilaksanakan ketika kami baru saja selesai ujian
nasional. Tetap ikutin kami di ekspedisi berikutnya ya teman-teman. Hihihi...
see in facebook : Jejak Samparan
|
Salam Jejak Samparan! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar