Sabtu, 10 Maret 2012

Jejak Samparan



Jejak Samparan adalah sebuah komunitas pecinta alam yang beranggotakan sekelompok remaja yang terdiri dari 9 orang. Mereka adalah:

Ageng Cipta Peduli



Astiawan Handi Pradana


Alfian Noor Izzat

Setiyawan Adi Pratama

Asriawan Pasca Ramadan

Semuel Haryanto

Lukman Adi Nugroho




Aziz Nurudin

Chiga Kristia Firzaka













































Nama Jejak Samparan diambil dari kata ”jejak” dan “samparan” yang berarti “jejak kaki”. Nama ini dipilih karena setiap petualangan yang akan mereka hadapi, mereka berharap akan meninggalkan jejak-jejak penuh makna yang bermanfaat bagi apapun yang mereka pijaki.
Logo Jejak Samparan
Komunitas ini dibentuk pada Hari Kamis tanggal 5 Mei 2011 bersamaan dengan ekspedisi pertama mereka. Misi pertama dari Tim Jejak Samparan ini adalah mencapai Curug Cipendok. Eeitss jangan remehkan dulu ya?? Rute yang mereka lewati tidak seperti biasanya loh.. Mereka harus melewati medan yang cukup berat, mereka tidak melewati jalanan aspal yang biasa dilewati oleh umum melainkan mereka harus menerobos hutan, mendaki bukit, menyeberang sungai dan menembus semak. waah... pokoknya serba extrem deh! Seperti apa serunya?? Yuk kita simak baik-baik kisah mereka..

Jalanan desa dan persawahan telah Jejak Samparan lalui
Kamis pagi pukul 8 tepat kami sudah berkumpul di base camp yang tidak lain adalah rumah dari Setiyawan Adi Pratama di Desa Karang Tengah, Cilongok. Berbagai perlengkapan kami cek kembali, tak lupa kami berdoa agar selamat dalam ekspedisi ini. Setelah semua perlengkapan siap, petualangan kami pun dimulai. Sepanjang perjalanan kami lewati dengan penuh canda tawa sembari sesekali mengabadikan suasana lewat foto dan video. Gerimis kecil menghiasi awal perjalanan kami. Tetesan air tak memadamkan semangat para jejak samparan. Jalan desa, pemukiman penduduk dan persawahan telah kami lewati, tibalah menginjakan kaki di hutan. Kami akan berhenti sendiri setelah bibir membiru dan jemari tak terasa karena kedinginan. Yaah benar, hujan lebat mengguyur saat kaki Jejak Samparan mulai memasuki hutan. Seluruh dunia tak bisa mencegah kami. Para Jejak Samparan pun merapatkan barisan agar tidak terpencar karena kabut menyelimuti dan menghalangi pandangan. Kami berlari, melompat, mendaki, saling menolong, rasa kebersamaan benar-benar terasa sangat kental..

Hari itu benar-benar full of hujan. Udara yang sejuk, brrr... suhu yang dingin, aroma tanah terkena hujan, pemandangan yang luar biasa indah, Adi si kameramen kocak, ceramah Bung Sem, polah lucu Aziz, gaya bicara Fian yang fantastis, Awang yang sedang puasa, Chiga yang kalem, Ageng dengan goloknya, sepatu dragonflynya Handi, tas Lukman yang super berat semuanya bagaikan elemen yang memancar menggubah sunyi. Hahaha... sungguh indah benar.
Udara dingin dan kabut tebal saat di dalam hutan




Tiga pucak bukit berhasil kami pijaki. Di saat kami merasa beku karena pakaian yang melekat basah, kami melihat asap mengepul dari gubuk jauh di depan. Waaaahhh laarrriiii... :D Kami bersyukur ternyata ada seorang kakek yang sedang membakar kayu. Kami singgah dan berkenalan dengan kakek tadi. Namanya Mbah Samsari, yaa kami menyebut beliau mbah. Hwaaaahh hangaatt lho duduk di dekat api unggun buatan mbah, kami mengeringkan baju juga di sana, berfoto, bervideo, berpose dengan mbah hahaha... dan... yang paling enak, makan budin bakaaarrr!!! Hmmmm lezatnya hihihi. Si mbah ngijinin kami membakar budin dari kebunya. Ehh budin itu ketela pohon yah friends, kalo nggatau payah dah, jawahanya kalo udah dibakar namanya balok.Wkwkwk... Kita harus bangga menggunakan bahasa daerah juga yah. Mbah nunjukin jalan untuk menuju Curug Cipendok, kata si mbah curugnya udah deket. Nanti kalo ada pertigaan ambil sebelah kiri, gitu bilangnya. Setelah hujan mulai reda kami berpamitan dengan mbah dan memberi sebagian bekal kami sebagai ucapan terimakasih. Mbaaahh Samsari kami sangat berterimakasih sama mbaaahh.. Mbah semoga sehat selalu amiin..
Mbah Samsari
Yuuuhuuu... Begitu kami selesai menuruni bukit yang ketiga, gemercik air sudah terngiang di kepala kami. Hmmm rupanya kami belum sampai di lokasi. Itu cuma sungai, tapi airnya sangat deras, jumlahnya ada tiga dan berjejer. Ada jembatanya pula. Untuk mencapai curug kami harus menyebranginya . Brrrr ngeriii.. Jembatanya terbuat dari bambu dan udah rapuh. Tapi jejak samparan kudu berani hadapi hal beginian. Yaaahh berhasil.. Kami sudah nyampe di sebrang.

Huuaaaahh... Tinggal ratusan anak tangga lagi nih yang harus jejak samparan lewatin. Capee, pegeell, lapeerr, senang.. pokoknya campur jadi satu. 5 jam sudah kami berjalan. Daaann.. akhirnya kami sampai juga di Curug Cipendok!!! Kami langsung berganti baju dan foto dahulu hehehe selain tangguh, Jejak Samparan narsis juga ternyata. hahahai.. Itu karena kami sadar ini akan menjadi sebuah kenangan manis yang tak terlupakan.ckckck
Barang bawaan kami taruh di warung dekat curug. Kata pemilik warung kami harus hati-hati karena habis hujan dan airnya deras. Okkeee let’s go!! Cebuurrr.. :D
Setelah puas bermain air kami putuskan untuk makan.hahaha.. hmm kecuali Awang nih, dia hebat banget. Lagi puasa dan nggak ngebatalin puasanya! ckckck..
Oaarrrgghh kenyangnya.. kami pulang deh. Sepanjang perjalanan pulang kami bernyanyi, bervideo dan berfoto pula.. :D

Semuanya terasa indah, ekspedisi ini telah berhasil dilakukan oleh tim Jejak Samparan!! Hahaha senang rasanya.. Kami takkan melupakan memori indah ini, masa terakhir kami di SMP Negeri 1 Ajibarang. Ya, kami semua alumnus SMP Negeri 1 Ajibarang, dan ekspedisi pertama ini dilaksanakan ketika kami baru saja selesai ujian nasional. Tetap ikutin kami di ekspedisi berikutnya ya teman-teman. Hihihi... see in facebook : Jejak Samparan
Salam Jejak Samparan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar